Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 28 November 2015

Tagged under:

Pewarisan Budaya untuk Melestarikan Jati Diri Bangsa

PEWARISAN BUDAYA UNTUK MELESTARIKAN JATI DIRI BANGSA


            Haii ! Oke, ini bab baru lagi terkait modernisasi. Kali ini, kita akan membahas pewarisan budaya yang dibutuhkan untuk melestarikan jati diri bangsa.
            Apa sih jati diri bangsa itu? Jati diri bangsa berarti jati diri yang dipunyai oleh suatu bangsa sebagai implementasi dari nilai budaya yang berkembang dan berasal dari himpunan bermacam – macam suku yang ada di Indonesia. Jati diri bangsa juga tidak boleh dipisahkan dari pancasila yang merupakan landasan idiil bangsa yang digunakan sebagai sumber hukum yang berlaku di Indonesia. Jati diri khas bangsa Indonesia itu contohnya religius, terbuka, humanis, nasionalisme dan patriotismenya tinggi, dan lain – lain.
            Nah, itu tadi sedikit tentang jati diri bangsa. Sekarang, kita kan membahas proses pewarisan budayanya. Budaya yaitu hal yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, serta kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat. Bangsa kita ini memiliki berbagai macam budaya yang tak ternilai, baik itu secara materi maupun nonmateri. Lalu, bagaimana cara untuk mewariskan budaya?
            Budaya diwariskan dengan cara belajar. Proses belajar inilah yang dikenal sebagai proses pewarisan budaya. Pewarisan budaya dilakukan secara turun-temurun dari generasi sebelumnya ke generasi sekarang ke generasi selanjutnya. Hal ini bertujuan supaya budaya dahulu bisa dikembangkan dan disempurnakan lagi jika sudah tidak cocok dengan keadaan pada zaman itu.
            Proses pewarisan budaya dilakukan melalui beberapa tahap, diantaranya sosialisasi, internalisasi, dan enkulturasi. Yang pertama, sosialisasi. Sosialisasi itu proses belajar, dimulai saat pribadi masih anak – anak sampai di masa tuanya belajar pola – pola tindakan dalam berinteraksi dengan pribadi lain di keluarganya. Setelah itu, pribadi tersebut mulai berinteraksi dengan orang lain di luar lingkungan keluarga. Dalam proses sosialisasi, seseorang dapat memahami dan melaksanakan tindakan social yang sesuai dengan perilaku masyarakat sekitarnya.
            Yang kedua, internalisasi. Internalisasi merupakan proses belajar manusia yang tak akan berhenti sampai kapanpun. Pribadi tersebut akan terus belajar untuk mengolah segala perasaan yang kemudian membentuk kepribadian orang tersebut. Dalam proses ini, ada juga unsur masyarakat yang masuk dan bisa dihayati sehingga akhirnya mendarah daging dalam perilaku manusia.
            Yang terakhir, enkulturasi. Disini pribadi akan mempelajari dan menyesuaikan perilaku dengan system norma maupun adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Proses enkulturasi berlangsung sejak kecil, mulai dari lingkungan keluarga ke lingkungan masyarakat. Proses enkulturasi dimulai dengan meniru tindakan orang lain setelah perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi terhadap tindakan tersebut sudah diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga hal tersebut menjadi pola yang mantap. Selanjutnya harus ada pengendalian norma dalam melakukan berbagai tindakan tersebut.
            Proses pewarisan budaya tentunya membutuhkan sarana maupun media untuk membantu mewujudkannya. Sarana tersebut dapat berupa keluarga, masyarakat, sekolah, dan media massa. Dalam lingkungan keluarga, seorang anak mengenal hubungan social serta kedisiplinan untuk pertama kalinya. Apabila dalam penanaman kedisiplinan, nilai, norma, dan kebiasaan dasar tidak diajarkan dengan baik karena kesibukan dan lain sebagainya, maka perkembangan sifat anak akan terganggu. Itulah mengapa peran keluarga sangat penting dalam proses pewarisan budaya.
            Salah satu sarana lain ialah lewat lingkungan masyarakat. Di lingkungan masyarkat, proses pewarisan budaya dilakukan dengan cara bersosialisasi. Masyarakat juga adalah wadah budaya sehingga setiap unsure budaya terletak di lingkungan masyarakat. Masyarakat satu dengan yang lain tentu tidak sama. Ada hal tertentu yang dilarang oleh masyarakat ini namun diperbolehkan oleh masyarakat itu. Sehingga hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh pewarisan budaya lewat masyarakat.
            Ada juga pewarisan budaya melalui media massa. Disini, ada dua jenis media massa, yaitu media cetak dan media elektronik. Proses pewarisan budaya lewat media massa agaknya lebih efisien dan efektif. Apalagi, sekarang banyak sekali media social yang mudah diakses, seperti facebook, twitter, path, instagram, dan lain-lain. Selain sebagai sarana pewarisan budaya, media massa pun berfungsi sebagai sarana hiburan, komunikasi, maupun informasi. Karena media massa sangat mudah diakses, pengaruh-pengaruh negatifpun sering muncul akibat media massa tersebut. Masyarakat yang tidak bisa menyaring infromasi dengan baik akan gampang terkena dampak negative dari media massa.
            Sarana terakhir yaitu sekolah. Di sekolah, individu dapat berinteraksi dengan teman sebayanya, maupun yang lebih muda dan lebih tua. Mulai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, sekolah telah mengajarkan individu untuk memelihara dan mengelola unsure budaya, mengembangkan kekuatan pemikiran, mempertinggi budi pekerti, mempertebal semangat kebangsaan, dan lain sebagainya. Dalam sarana ini, peran guru sangatlah dibutuhkan untuk memberi pengajaran terkait pola perilaku yang layaknya dilakukan oleh para siswa. Dengan begitu, sekolah bisa menciptakan sumber daya manusia yang mempunyai jati diri bangsa yang kuat.
            Oke, yang terakhir, pewarisan budaya juga termasuk salah satu pencegah pudarnya jati diri bangsa. Sekarang, jati diri khas bangsa perlahan mulai tergantikan oleh jati diri masyaralat dunia yang belum tentu sesuai dengan norma. Hal ini dapat terjadi karena dampak negative dari modernisasi. Bangsa Indonesia terkenal dengan toleransinya yang tinggi, sikap gotong royongnya, keterpeduliannya terhadap orang lain, dan masih banyak lagi. Jati diri tersebut dapat terkikis dengan mudah dengan sifat-sifat seperti keegoisan, individualism, apatis, dan lain-lain. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan apabila ingin jati diri bangsa tetap lestari, antara lain, meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan, tidak bersikap munafik, meningkatkan solidaritas antar manusia, meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengimbangi kemajuan iptek dengan menguatkan iman dan taqwa.
Itu dulu ya. Babaii! (Belva)

            

0 komentar:

Posting Komentar